31.1.13

Teman Maya


Selayaknya seorang teman maya kau datang dengan hal-hal sudah yang basa dan basi. Mulai dari saling berkomentar dalam status dunia maya, kemudian berlanjut dalam rentetan percakapan omong kosong dan bualan tak bertujuan di Personal Message dan  saling memberi nomor handphone dengan alasan yang sangat klasik.
Komunikasi akhirnya berjalan dengan sangat intens lewat sms-an dan telpon-an. Kau hanya satu diantara ribuan teman maya yang aku punya. Hanya saja ada yang berbeda padamu, kau wanita dan aku wanita. Padahal 90% hubungan dunia maya yang berlanjut dalam pesan singkat yang panjang itu hampir selalu manusia yang berlainan jenis. 
Dari awal percakapan kita kau menunjukkan sesuatu yang membuat aku selalu ingat pada seorang teman yang juga berawal dari situs maya yang sama. Selera musikmu. Aku tidak banyak tau tentang musik yang kalian (kau dan temanku) suka. Dan ternyata kau pun juga dekat dengan temanku itu. Kau bahkan  banyak mengusik pertanyaan tentang dia (dapat kulihat kau sangat tertarik padanya, terpampang nyata di statusmu :D).
Hanya membutuhkan waktu beberapa minggu saja kau sudah bercerita banyak tentang dirimu. Dari awal kau selalu memaksaku menjadi kakakmu, usia kita hanya terpaut beberapa bulan saja dan kurasa aku tidak terlalu dewasa untuk menjadi kakakmu. Kau tidak peduli dengan itu dan tetap ngotot menjadikan aku kakakmu hahaha. Tidakkah lebih baik kau mencari seseorang yang lebih dewasa dan tidak kekanakan sepertiku? Aku tidak tau siapa kau, kau benar-benar manusia maya yang tidak memiliki hubungan apapun dengan alam sekitarku. Tapi kenapa kau begitu mempercayai aku, padahal akupun tidak terlalu banyak ambil pusing dengan kesukaanmu yang kau ceritakan padaku. Apa kau sangat nyaman berhubungan dengan manusia maya yang lainnya? Padahal kau bilang kau tidak bisa berinteraksi dengan manusia nyata disekitarmu. Padahal interaksi yang kau lakukan denagnku sangat baik. Kau punya rasa percaya, keyakinan. Yang sejujurnya tidak aku miliki.
Sebenarnya kau cukup menakjubkan untukku, kisahmu. Apa kau tidak ingin meledak dengan perasaan seperti yang sudah kau alami? Hanya dengan membaca pesanmu aku benar-benar sadar ternyata aku hidup dalam kotak kecil. Sangat kecil. Aku pernah bilang pada seseorang yang juga kau kenal tentang "Duniaku, Kotak Kecilku, Aku ambil Bagianku" Dan ternyata duniaku benar-benar kecil. Aku hanya jadi pembaca pesanmu. Yah aku tidak pernah berharap mengalami apa yang kau alami. Aku rasa aku akan meledak dengan semua itu. 
Kau tau? dulu saat aku masih duduk disekolah dasar, aku sangat terobsesi dengan kotak persegi yang dapat menampilkan gambar. Aku dapat duduk didepannya selama 4 jam tanpa beranjak kemanapun. Hal itu membuat aku selalu menuliskan kata "Sutradara" dalam baris cita-cita yang ketika aku menusliskan "biografiku" dalam diary milik teman-teman dekatku dulu. Tapi keinginan itu seketika lenyap saat aku beranjak dewasa, dan memilih menjalani hidup seperti air. hahaha (ga punya cita-cita gitu pas SMA, gak jelas lah pokonya hehehe).
Kau tau? jika saja aku dapat membuat film dan dengan seijin mu, aku ingin membuat film untukmu. (ngimpi ini T__T) Kenyataannya aku hanya menjadi pembaca pesanmu dan sedikit mencoba menuliskan tentangmu dalam garis-garis vertikal yang aku miliki. Kau, kau manusia maya yang aku tidak tau bagaimana perwujudanmu. Terima kasih untuk kepercayaan yang kau beri. Terima kasih telah menempatkan aku diantara langit, bintang, dan makhluk tempatmu bercerita tentang setitik kisahmu. Berkat kau aku sadar dimana tempatku. Aku berdoa  kau selalu diberi kesehatan. Amin.

Latspj~

0 komentar:

Posting Komentar